BAZNAS Provinsi Sumatera Barat: Pelatihan Guru dan Tenaga Pendidik untuk Penyandang Disabilitas Sensorik, Wujudkan Semangat Inklusivitas Berdasarkan Al-Quran
07/12/2024 | Penulis: Humas BAZNAS Sumbar
#BAZNAS #BAZNASSB #PendidikanInklusif #QuanIsyaratIndonesia #ATMI #TuliMuslim
Padang, 7 Desember 2024 – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi menggelar kegiatan Training of Trainer (ToT) untuk pengajar Al-Quran Bahasa Isyarat. Acara ini berlangsung di Whizz Hotel-Padang, dan diikuti oleh para peserta yang berkomitmen menjadi pelopor pendidikan inklusif Al-Quran bagi komunitas tuli di Indonesia.
Dalam langkah inovatif untuk memperluas cakupan manfaat zakat bagi masyarakat, BAZNAS Provinsi Sumatera Barat bersama BAZNAS RI menyelenggarakan pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik yang bekerja dengan penyandang disabilitas sensorik rungu wicara. Program ini mencerminkan visi inklusivitas yang mendalam, selaras dengan ajaran Al-Quran, yang telah lama menekankan pentingnya memperhatikan mereka yang membutuhkan. Pelatihan bagi 30 guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Sumatera Barat, agar memiliki kapasitas untuk memberikan pendidikan baca Al-Quran bagi siswa disabilitas rungu wicara.
Sebelumnya yang telah banyak dilakukan adalah pelatihan membaca Al Quran untuk disabilitas netra (tunanetra). Sekarang sudah ada Al Quran braile yang sangat membantu.
Berbeda halnya dengan disabilitas rungu wicara, mereka bisa melihat namun terbatas dalam pendengaran atau berbicara. Pembelajaran Al Quran bagi mereka adalah dengan cara pengenalan konsep melalui isyarat.
"BAZNAS RI menyiapkan dua orang pemateri dan 1 (satu) orang Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang telah teruji untuk memberikan pembelajaran bagi guru-guru SLB ini," katanya.
Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Sumbar Feri Naldi menyebutkan, pelatihan yang diberikan itu sangat besar manfaatnya bagi kaum disabilitas rungu wicara di Sumbar.
"Ini akan memberikan ruang bagi kaum disabilitas rungu wicara untuk bisa membaca dan diharapkan nanti memahami Al Quran," katanya.
Kegiatan ini juga menghadirkan Rama Syahti, Ketua Umum Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI), sebagai narasumber utama. Dalam sesi yang sangat dinanti, Rama menyampaikan materi berjudul "Quran Isyarat Indonesia – Awal Mula dan Sejarahnya". Materi ini memberikan wawasan mendalam tentang perjalanan pengembangan bahasa isyarat khusus untuk pembelajaran Al-Quran, mulai dari sejarah pembentukannya hingga penerapannya dalam komunitas tuli di Indonesia.
Rama Syahti menekankan pentingnya memahami kebutuhan dan potensi umat Muslim tuli. Ia menyampaikan, “Quran Isyarat Indonesia lahir dari semangat untuk memfasilitasi mereka yang ingin mendalami Al-Quran namun memiliki keterbatasan dalam pendengaran. Bahasa ini dirancang agar sesuai dengan kaidah Islam dan mudah dipahami oleh komunitas tuli.”
Peserta ToT, yang terdiri dari para pendidik, dan Gerkatin, diajak tidak hanya memahami teori tetapi juga mempraktikkan langsung metode pengajaran menggunakan Quran Isyarat Indonesia. Dengan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi duta pendidikan yang mampu menyebarkan ilmu Al-Quran secara lebih inklusif. Semua peserta ToT juga menjalani test dan pre-test serta microteaching dalam pemantapan materi.
Kegiatan ini mendapat apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak. Salah satu peserta, Rahmawati, menyatakan, “Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi saya. Kini saya lebih paham bagaimana mendekatkan Al-Quran kepada teman-teman tuli, dan saya siap mengimplementasikannya di daerah saya.”
BAZNAS Provinsi berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk menciptakan generasi pengajar yang peduli terhadap inklusi pendidikan agama Islam. Dengan adanya ToT ini, aksesibilitas Al-Quran bagi komunitas tuli diharapkan semakin meluas, menjadikan Islam rahmatan lil alamin bagi seluruh umat.
Wakil Ketua III BAZNAS Provinsi Sumatera Barat, Ir. H. Firdaus, M.Si., menyampaikan dalam sambutannya bahwa program ini adalah terobosan baru bagi BAZNAS Provinsi Sumatera Barat. "Pelatihan guru dan tenaga pendidik bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara merupakan hal baru bagi BAZNAS. Istilah inklusivitas ini sebenarnya sudah dideklarasikan dalam Al-Quran, sejak Allah SWT mentakdirkan adanya saudara-saudara kita yang berkekurangan untuk masuk ke dalam asnaf fakir. Al-Quran sudah lengkap sebagai petunjuk hingga akhir zaman," ujarnya.
Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan bahwa program ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga bertujuan untuk membuka kesadaran tentang pentingnya kesetaraan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. "Melalui pelatihan ini, kami berharap para guru dan tenaga pendidik dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam setiap individu, tanpa memandang keterbatasan fisik atau sensorik. Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai umat yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Quran," tambahnya.
Firdaus menyebutkan, program yang telah dimulai oleh Baznas RI itu akan dilanjutkan oleh BAZNAS Sumbar dengan pelatihan berkelanjutan dengan melibatkan BAZNAS Kabupaten/Kota untuk mengadakan pelatihan serupa bagi tenaga pendidik di SLB-SLB, sehingga pengajar dan siswa disabilitas bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih dalam.
"Guru-guru ini kita latih hingga bisa. Nantinya mereka akan menerapkan ilmu yang didapatkan dalam pelatihan untuk mengajar siswa disabilitas rungu wicara," kata Wakil Ketua III BAZNAS Sumbar Firdaus di Padang, Sabtu.
Ia menjelaskan, pelatihan bagi guru SLB ini menjadi salah satu program prioritas Baznas RI agar semua masyarakat beragama Islam, termasuk yang memiliki keterbatasan rungu wicara juga bisa membaca Al Quran.
Menurutnya, pelatihan bagi para guru SLB yang spesifik dalam mempelajari membaca Al Quran bagi disabilitas rungu/wicara itu baru pertama kali dilaksanakan di Sumbar.
Komitmen Inklusivitas
Dalam wawancara dengan TVRI Sumatera Barat, Firdaus juga menggarisbawahi pentingnya peran lembaga seperti BAZNAS dalam mendorong inklusivitas di masyarakat. "Kami tidak hanya berbicara soal angka pengumpulan zakat, tetapi juga bagaimana zakat itu dimanfaatkan secara maksimal untuk memberdayakan seluruh asnaf, termasuk saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus. Pelatihan ini adalah langkah awal, dan kami berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk mengambil bagian," katanya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pelatihan ini melibatkan kolaborasi dengan pakar pendidikan dan organisasi yang fokus pada isu disabilitas, serta didukung penuh oleh masyarakat dan media lokal. Salah seorang guru peserta pelatihan mengungkapkan apresiasinya, "Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Banyak dari kami yang ingin memberikan pendidikan terbaik, tapi belum tahu cara terbaik untuk melakukannya. Dengan dukungan BAZNAS, kami lebih percaya diri untuk melayani siswa-siswa penyandang disabilitas," ujarnya kepada TVRI Sumatera Barat.
Masa Depan Pendidikan Inklusif
BAZNAS Provinsi Sumatera Barat menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dalam melayani seluruh lapisan masyarakat. Program ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mewujudkan visi zakat sebagai solusi keberlanjutan yang mampu memberdayakan dan menciptakan keadilan sosial.
Editor:RQ
Sumber:AntaraNEWS
TVRI
Press Release Lainnya
Rapat Kerja BAZNAS Provinsi Sumbar dengan UPZ BAZNAS Provinsi Sumbar Guna Meningkatkan Optimalisasi Pengelolaan Zakat
BAZNAS Kembali Pertahankan Manajemen Mutu ISO Anti Penyuapan Pada Pengelolaan ZIS
BAZNAS dan Dubes RI Bersinergi untuk Mendukung Bantuan Kemanusiaan Palestina
Tenun Ikat Roworena Barat Tembus Pasar Digital, Berdaya Saing Berkat BAZNAS
Bersama Zmart BAZNAS, Ibu Rahmaniah Raih Kesuksesan Berwirausaha
HUT ke-24, BAZNAS RI Adakan Jalan Sehat dengan Persatuan Istri Amil

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS