Di Tengah Gelap dan Genangan, Perjuangan Heroik Tim BAZNAS Menembus Banjir Sumatra
03/12/2025 | Penulis: Humas BAZNAS Sumbar
Di Tengah Gelap dan Genangan, Perjuangan Heroik Tim BAZNAS Menembus Banjir Sumatra
Hujan belum benar-benar reda di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Langit kelabu menggantung berat, seolah tak memberi jeda bagi warga yang sudah berhari-hari bergelut dengan banjir dan lumpur. Di balik situasi yang menyesakkan itu, dua orang relawan BAZNAS—Taufiq Hidayat dan Septo Priyanto—akhirnya tiba setelah perjalanan panjang yang tak mudah. Mereka datang bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga harapan.
“Saat ini saya sudah berada di wilayah Tapanuli Tengah, setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang…” begitu laporan pertama yang dikirimkan Taufiq, disertai suara angin dan deru kendaraan yang terdengar samar di belakangnya.
Perjalanan Panjang Menembus Jalur Terputus
Untuk mencapai wilayah yang terisolir akibat banjir besar itu, tim penyelamat BAZNAS harus berpindah-pindah kendaraan, bahkan berjalan kaki ketika akses benar-benar terputus. Jalan menuju Sibolga dan Tapanuli Tengah lumpuh total. Kendaraan besar tidak bisa melintas, jembatan rusak, dan beberapa titik tertutup material longsor.
Namun bagi tim, mundur bukan pilihan.
Dengan sisa tenaga, mereka memilih jalur memutar melalui Padang Sidempuan, lalu menembus perbatasan Tapanuli Selatan–Tapanuli Tengah. Rute ini bukan hanya lebih jauh, tetapi juga penuh risiko.
“Yang penting sampai. Warga menunggu,” ungkap Septo, sambil menenteng ransel berisi logistik darurat.
Markas Darurat di Masjid An-Nursina
Setibanya di lokasi, tim memilih Masjid An-Nursina, Gang Hutajalu, Kelurahan Sarudik, sebagai pusat operasi darurat. Masjid itu menjadi satu-satunya tempat yang memungkinkan mereka bertahan, beristirahat, sekaligus memberi layanan kepada para penyintas yang tinggal tak jauh dari titik tersebut.
Tanpa listrik, tanpa sinyal telekomunikasi, dan tanpa kepastian mengenai kapan bantuan besar dapat masuk, tim BAZNAS mengubah ruang sempit di masjid menjadi pos layanan kemanusiaan.
Lampu-lampu emergency dipasang seadanya. Peralatan dapur diturunkan. Logistik darurat ditata. Semua dilakukan dengan cepat, terkoordinasi, dan penuh ketegangan.
Di Tengah Kegelapan: Kota Tanpa Listrik dan Air Bersih
Sejak hari kejadian, seluruh wilayah terdampak banjir mengalami pemadaman listrik total. Kota menjadi gelap gulita di malam hari. Pompa air tidak bisa berfungsi, membuat warga kesulitan mendapatkan sumber air bersih. Banyak yang terpaksa mengambil air dari sumur jauh atau menunggu bantuan datang.
Tim BAZNAS melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana warga harus antre panjang hanya untuk mendapatkan seember air. Beberapa ibu membawa anak kecil, beberapa lansia menggenggam jerigen kosong.
“Air bersih di sini sangat sulit. Ini yang paling darurat,” kata Taufiq.
Internet Padam, ATM Lumpuh, Pasar Tak Berfungsi
Gangguan jaringan telekomunikasi membuat situasi semakin berat. Sinyal hilang total di beberapa titik, membuat koordinasi dengan pos pusat menjadi terhambat. ATM tidak bisa digunakan, pasar tidak berfungsi, dan harga bahan pokok melonjak tinggi.
Di beberapa lokasi bahkan sempat terjadi penjarahan minimarket, sebuah gambaran ekstrem bahwa masyarakat benar-benar berada di titik kritis.
Dalam kondisi ini, tim BAZNAS menjadi salah satu pihak yang masih mampu bergerak menyisir kebutuhan warga dari rumah ke rumah.
Dapur Umum: Menyalakan Harapan di Tengah Bencana
Meski logistik masih terbatas dan perjalanan mencari bahan makanan memakan waktu berjam-jam, tim BAZNAS bertekad memulai Dapur Umum. Mereka tahu, makanan hangat sering kali lebih berarti daripada sekadar bertahan hidup.
“Insya Allah, jika semua bahan dasar bisa didapatkan, hari ini kami mulai Dapur Umum…” kata Taufiq.
Terus Berjuang Meski Pesan Tak Selalu Terkirim
Di tengah segala keterbatasan sinyal, Taufiq dan Septo tetap berusaha mengirimkan laporan berkala. Optimisme mereka tidak surut. Mereka bekerja dalam senyap, sering kali hanya ditemani suara hujan dan gelapnya malam tanpa listrik.
“Mohon doanya… Dengan semua keterbatasan ini, kami tetap berusaha memberi layanan terbaik.”
Kalimat sederhana itu menggambarkan perjuangan besar di baliknya.
Mereka Datang Bukan Hanya Membawa Bantuan, Tapi Keteguhan
Kehadiran tim BAZNAS di Tapanuli Tengah bukan sekadar upaya distribusi logistik. Ini adalah misi kemanusiaan yang dilakukan dengan keberanian, keteguhan, dan ketulusan.
Di antara bangunan yang tenggelam, jalan-jalan yang putus, dan warga yang kehilangan harta benda, ada dua orang relawan yang tidak menyerah pada keadaan.
Mereka datang sebagai harapan yang berjalan.
Harapan yang menembus banjir, gelap, dan lumpur demi menyelamatkan sesama.
Berita Lainnya
Rakoda BAZNAS se-Sumatera Barat Usung Tema: Menguatkan BAZNAS, Menyukseskan Sumbar Madani Yang Unggul dan Berkelanjutan
Pimpinan BAZNAS RI Tinjau Dapur Umum di Kampung Guo Pastikan Distribusi Makanan Berjalan Merata
Program Dakwah dan Advokasi BAZNAS Provinsi Sumatera Barat, Sapa 52 Anak Binaan LPKA dengan Bantuan Perlengkapan Ibadah
Sebuah Kursi Roda, Sejuta Harapan untuk Masa Depan Adiba
Dampingi Penanganan Bencana, Ketua BAZNAS RI Turun Langsung ke Dapur Umum Kampung Guo, Padang
BAZNAS Provinsi Sumatera Barat Terima 1 Unit Mobil Rescue Hilux dari BAZNAS RI untuk Penguatan Layanan Kebencanaan

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
